"Bapak, cinta kangen sama bapak", itulah kalimat yang terlontar dari cinta gadis kecil yang merupakan cucu dari Almarhum Letkol Anumerta Faqih, korban dari jatuhnya Helikopter TNI AD di Poso pekan lalu. Momen tersebut berhasil ditangkap Penerangan Kodam Jaya saat menghadiri kegiatan pemberian santunan kepada 13 keluarga korban meninggal akibat jatuhnya helikopter milik TNI AD di Poso, Sulawesi Tengah, bertempat di Gedung Asabri, Cililitan, Jakarta Timur, Rabu (23/03).
"TNI juga menjamin semua anak prajurit yang jadi korban dijamin sekolahnya hingga menjadi sarjana," mengutip yang disampaikan oleh Panglima TNI Jendral TNI Gatot Nurmantyo di Hanggar 2, Skuadron 17, Taxiway, Lanud Halim Perdanakusuma, Selasa lalu.
Adapun santunan yang disampaikan oleh Asabri untuk setiap keluarga korban helikopter jatuh di Poso sebesar Rp. 400 juta. Asabri juga akan menyalurkan santunan untuk satu anak dari masing-masing korban sebesar Rp. 30 juta.
Disamping itu Tim Pendam Jaya juga berdialog langsung dengan Mayor Inf Hendra Mirza, S. E., yang merupakan menantu dari Alm Letkol Anm Faqih Rasyid. Mayor Inf Hendra Mirza bersama istri Lestari Alamanda, SE., menjelaskan bagaimana kedekatan Cinta dengan Almarhum hingga mereka meneteskan airmata."Cinta itu sangat dekat sekali dengan bapak. Bahkan cinta bukan memanggil kakek ke Almarhum (Letkol Anm Faqih) melainkan juga memanggil Bapak. Cinta saat bersama almarhum selalu diajak olahraga, jika bertemu dengan almarhum, cinta seakan lupa waktu dan tidak mau lepas", jelas Lestari.
Saat cinta lahir bahkan Almarhum yang mengadzani, dikarenakan sang ayah sedang menjalani sekolah. Terlebih dari itu cinta memang sangat dekat sekali dengan sang kakek. Tiga bulan lalu telah tersirat isyarat dari Almarhum dengan menunjukan banyak sekali penghargaan dari Negara dan almarhum menyampaikan "Nak nanti jika Bapak sudah tidak ada, bapak dapat dimakamkan di Taman Makam Bahagia" , ungkap Mayor Hendra dan Lestari.
Pada saat kejadian kecelakaan Helikopter tersebut ternyata Cinta sedang dirawat di rumah sakit dan dengan kepedulian seorang kakek, almarhum tak henti hentinya menanyakan kabar cucu kesayangannya. Saat itu bagai petir menyambar disiang hari keluarga mendapatkan kabar helikopter yang ditumpangi oleh almarhum jatuh.
Disampaikan oleh kedua orang tuanya, Cinta selalu mencium foto almarhum dan saat dipemakaman pun cinta terus menatap foto almarhum sebagai seorang yang sangat disayangi. (Pendam Jaya)
0 komentar: