(Malang, 31 Maret 2016). Untuk mengoptimalkan pengamanan dan pertahanan kedaulatan NKRI ditengah perkembangan jaman yang semakin dinamis, TNI Angkatan Darat dalam hal ini, Kodam V/Brawijaya melakukan alih komando dan pengendalian Roket Astros yang merupakan salah satu senjata andalan yang dimiliki oleh Kodam V/Brawijaya ke Divisi Infanteri 2 Kostrad. Rabu, 30 Maret 2016.
Serah terima pengalihan komando dan pengendalian roket Astros inipun langsung dilakukan dan dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono di Lapangan Bela Negara Rampal, Kota Malang.
Perlu diketahui sistem persenjataan (Sista) roket Astros tersebut memiliki spesifikasi canggih dalam mendukung pertahanan dengan Multi Launcher dan Multi Kaliber yang dapat menjangkau sasaran hingga jarak 300 Kilometer jauhnya.
Tak hanya itu, roket Astros juga memiliki chasis 6 x 6 dan 4 x 4 yang dapat digunakan di berbagai medan pertempuran serta mudah diangkut oleh pesawat udara sehingga memudahkan mobilitas roket Astros II ke wilayah yang membutuhkan.
Menurut KSAD dalam amanatnya mengatakan, alih Kodal ini merupakan bagian dari upaya penataan organisasi TNI Angkatan Darat dalam kerangka Pembangunan Kekuatan Pokok Minimum atau Minimum Essential Force (MEF) yang dilaksanakan atas dasar konsep pertahanan berbasis kemampuan sesuai dengan kebijakan strategis TNI AD tahun 2010-2029. “Restrukturisasi TNI AD sebagai kelanjutan dari penataan organisasi internal pembangunan kekuatan pokok minimum merupakan hal mutlak untuk mewujudkan Kemantapan dan Kesiapsiagaan Operasional menuju Postur TNI AD,” terang Jenderal TNI Mulyono.
KSAD juga menambahkan, khususnya kepada Kodam V/Brawijaya sehubungan dialihkodalkannya Yonarmed-8/105 dari Divisi Infanteri 2 Kostrad dapat dibina dengan sebaik mungkin sesuai dengan tuntutan tugas di wilayah. “Alih Kodal pada tingkat Komando Utama ini nantinya juga akan membawa dampak teknis hingga ke satuan-satuan dibawahnya. Oleh karenanya, proses alihkodal ini hendaknya dipahami sebagai sebuah upaya optimalisasi pelaksanaan tugas-tugas TNI Angkatan Darat secara umum, sehingga harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” jelas Jenderal dengan bintang empat di pundaknya tersebut.
Selain itu, imbuh Jenderal TNI Mulyono, perkembangan lingkungan strategi yang terjadi saat ini. baik dalam skala global, regional maupun nasional, menunjukkan adanya koneksitas antar berbagai peristiwa yang wajib dipahami.
Bahkan, kata KSAD, potensi adanya ancaman yang terjadi mapun timbul di suatu wilayah dapat dipolitisir menjadi ancaman berskala nasional yang membahayakan kedaulatan negara. “Disintegrasi bangsa masih menjadi tujuan dan sasaran upaya pihak-pihak yang berseberangan dengan NKRI. Karena itu, setiap Komando Utama Operasional TNI, baik kekuatan terpusat maupun kewilayahan harus mampu mengambil langkah-langkah antisipatif dan preventif untuk menghadapi berbagai potensi ancaman tersebut,” jelas KSAD.
Melalui kegiatan alih kodal tersebut, Jenderal TNI Mulyono berharap dengan adanya penataan tersebut, TNI-AD mampu menghasilkan satuan-satuan yang lebih efisien dalam mendukung setiap pelaksanaan tugas. “Restrukturisasi TNI AD sebagai kelanjutan dari penataan organisasi internal pembangunan kekuatan pokok minimum merupakan hal mutlak untuk mewujudkan Kemantapan dan Kesiapsiagaan Operasional menuju postur TNI AD yang ideal,” pintanya. (Penkostrad)
Serah terima pengalihan komando dan pengendalian roket Astros inipun langsung dilakukan dan dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono di Lapangan Bela Negara Rampal, Kota Malang.
Perlu diketahui sistem persenjataan (Sista) roket Astros tersebut memiliki spesifikasi canggih dalam mendukung pertahanan dengan Multi Launcher dan Multi Kaliber yang dapat menjangkau sasaran hingga jarak 300 Kilometer jauhnya.
Tak hanya itu, roket Astros juga memiliki chasis 6 x 6 dan 4 x 4 yang dapat digunakan di berbagai medan pertempuran serta mudah diangkut oleh pesawat udara sehingga memudahkan mobilitas roket Astros II ke wilayah yang membutuhkan.
Menurut KSAD dalam amanatnya mengatakan, alih Kodal ini merupakan bagian dari upaya penataan organisasi TNI Angkatan Darat dalam kerangka Pembangunan Kekuatan Pokok Minimum atau Minimum Essential Force (MEF) yang dilaksanakan atas dasar konsep pertahanan berbasis kemampuan sesuai dengan kebijakan strategis TNI AD tahun 2010-2029. “Restrukturisasi TNI AD sebagai kelanjutan dari penataan organisasi internal pembangunan kekuatan pokok minimum merupakan hal mutlak untuk mewujudkan Kemantapan dan Kesiapsiagaan Operasional menuju Postur TNI AD,” terang Jenderal TNI Mulyono.
KSAD juga menambahkan, khususnya kepada Kodam V/Brawijaya sehubungan dialihkodalkannya Yonarmed-8/105 dari Divisi Infanteri 2 Kostrad dapat dibina dengan sebaik mungkin sesuai dengan tuntutan tugas di wilayah. “Alih Kodal pada tingkat Komando Utama ini nantinya juga akan membawa dampak teknis hingga ke satuan-satuan dibawahnya. Oleh karenanya, proses alihkodal ini hendaknya dipahami sebagai sebuah upaya optimalisasi pelaksanaan tugas-tugas TNI Angkatan Darat secara umum, sehingga harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” jelas Jenderal dengan bintang empat di pundaknya tersebut.
Selain itu, imbuh Jenderal TNI Mulyono, perkembangan lingkungan strategi yang terjadi saat ini. baik dalam skala global, regional maupun nasional, menunjukkan adanya koneksitas antar berbagai peristiwa yang wajib dipahami.
Bahkan, kata KSAD, potensi adanya ancaman yang terjadi mapun timbul di suatu wilayah dapat dipolitisir menjadi ancaman berskala nasional yang membahayakan kedaulatan negara. “Disintegrasi bangsa masih menjadi tujuan dan sasaran upaya pihak-pihak yang berseberangan dengan NKRI. Karena itu, setiap Komando Utama Operasional TNI, baik kekuatan terpusat maupun kewilayahan harus mampu mengambil langkah-langkah antisipatif dan preventif untuk menghadapi berbagai potensi ancaman tersebut,” jelas KSAD.
Melalui kegiatan alih kodal tersebut, Jenderal TNI Mulyono berharap dengan adanya penataan tersebut, TNI-AD mampu menghasilkan satuan-satuan yang lebih efisien dalam mendukung setiap pelaksanaan tugas. “Restrukturisasi TNI AD sebagai kelanjutan dari penataan organisasi internal pembangunan kekuatan pokok minimum merupakan hal mutlak untuk mewujudkan Kemantapan dan Kesiapsiagaan Operasional menuju postur TNI AD yang ideal,” pintanya. (Penkostrad)
0 komentar: